HARUSKAH SAYA TERTAWA ?
2 Samuel 1:12
Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.
Biasanya seseorang akan merasa senang kalau musuh atau orang yang selalu menyakitinya tertimpa kemalangan. Namun ada satu tokoh Alkitab yang bukannya bersukacita sewaktu mendengar orang yang selalu bersikap jahat kepadanya mati, tetapi malah menangis dan meratapinya. Tokoh Alkitab tersebut tidak lain adalah Daud.
Seorang tentara Saul dengan pakaian terkoyak dan tanah di atas kepalanya datang kepada Daud. Tentara itu menyampaikan kabar bahwa Saul dan Yonatan, anaknya, sudah mati (ay. 2-4). Begitu mendengar kabar tersebut, Daud lalu mengoyakkan pakaiannya, meratap, serta menangisi kematian mereka (ay. 11-12, 17-27). Wajar bagi Daud untuk meratapi Yonatan karena Yonatan adalah sahabatnya, tetapi meratap bagi Saul tampak seperti suatu keganjilan. Bagaimana mungkin Daud bersedih untuk seseorang yang selalu mengejar dan ingin membunuhnya karena takut posisinya sebagai raja diambil oleh Daud? (1Sam. 19, 21-24, 26-27).
Daud tidak membalas kepada Saul setimpal dengan kejahatannya. Daud bahkan menyebut Saul sebagai orang yang diurapi Tuhan (ay. 14). Tindakan Daud memberikan teladan tentang kasih dan pengampunan. Seperti Daud, kita tidak perlu memikirkan bagaimana cara membalas dendam. Mengapa? Sebab kita memiliki Allah sebagai Pembela, yang akan menyatakan keadilan tepat pada waktu-Nya. Bagian kita hanyalah belajar menaati perintah Yesus yakni mengasihi musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita (Mat. 5:44). --LIN/www.renunganharian.netb
BALAS DENDAM KEPADA MUSUH YANG SETIMPAL ADALAH PENGAMPUNAN DAN KASIH.
2 Samuel 1:12
Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.
Biasanya seseorang akan merasa senang kalau musuh atau orang yang selalu menyakitinya tertimpa kemalangan. Namun ada satu tokoh Alkitab yang bukannya bersukacita sewaktu mendengar orang yang selalu bersikap jahat kepadanya mati, tetapi malah menangis dan meratapinya. Tokoh Alkitab tersebut tidak lain adalah Daud.
Seorang tentara Saul dengan pakaian terkoyak dan tanah di atas kepalanya datang kepada Daud. Tentara itu menyampaikan kabar bahwa Saul dan Yonatan, anaknya, sudah mati (ay. 2-4). Begitu mendengar kabar tersebut, Daud lalu mengoyakkan pakaiannya, meratap, serta menangisi kematian mereka (ay. 11-12, 17-27). Wajar bagi Daud untuk meratapi Yonatan karena Yonatan adalah sahabatnya, tetapi meratap bagi Saul tampak seperti suatu keganjilan. Bagaimana mungkin Daud bersedih untuk seseorang yang selalu mengejar dan ingin membunuhnya karena takut posisinya sebagai raja diambil oleh Daud? (1Sam. 19, 21-24, 26-27).
Daud tidak membalas kepada Saul setimpal dengan kejahatannya. Daud bahkan menyebut Saul sebagai orang yang diurapi Tuhan (ay. 14). Tindakan Daud memberikan teladan tentang kasih dan pengampunan. Seperti Daud, kita tidak perlu memikirkan bagaimana cara membalas dendam. Mengapa? Sebab kita memiliki Allah sebagai Pembela, yang akan menyatakan keadilan tepat pada waktu-Nya. Bagian kita hanyalah belajar menaati perintah Yesus yakni mengasihi musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita (Mat. 5:44). --LIN/www.renunganharian.netb
BALAS DENDAM KEPADA MUSUH YANG SETIMPAL ADALAH PENGAMPUNAN DAN KASIH.
No comments:
Post a Comment