Game Dragon hills mod apk

Game yang keren

Wednesday, June 15, 2011

KOMODO (Varanus komodoensis) AKANKAH HEWAN PURBA INI AKAN PUNAH ?

"Dari kejanggalan ini kami mencoba interview dengan penduduk setempat, menurutnya populasi komodo akhir-akhir ini makin menurun terbukti hampir setiap hari ditemukan komodo mati dan menurutnya jumlah populasi komodo hanya berkisar 200 sampai 300 ekor saja. Inilah perlu dilakukan perhitungan / pencacahan populasi komodo oleh pihak independen. Menurut penduduk setempat penyebab makin langka / berkurangnya populasi komodo akibat dari ditetapkan sebagai cagar manusia dan biosfer tahun 1986. Sebelum tahun 1986 penduduk setempat dapat berburu mencari babi hutan dan rusa timor dan untuk kepala, kulit dan isi dalam (jeroan) hewan tangkapan tersebut menjadi makanan / mangsa komodo. Dengan demikian menurut kami ada sesuatu yang hilang dan perlu ditelusuri dan diperbaiki agar satwa komodo ini TIDAK PUNAH"

SUATU KISAH PERJALANAN MENCARI SESUATU YG HILANG :
     Ketika kami menginjakan kaki di Pulau Komodo dan Pulau Rinca terasa hawa purbakala mulai terasa seperti pada film Jurasik Park, sehingga tidak salah Taman Nasional Komodo masuk dalam daftar 28 finalis Keajaiban dunia baru atau the new 7 wonders. Komodo, atau disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia , termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Komodo panjang tubuh dapat mencapai 2,5 - 3 m. Dalam bahasa lokal, komodo disebut sebagai “ora”. Menurut cerita rakyat, nenek moyang “ora” berasal / lahir dari manusia, terbukti penduduk setempat biasanya tidur bareng dengan komodo, namun kedekatan tersebut itu mulai pudar seiring dengan ditetapkannya Taman Nasiopnal Komodo menjadi Cagar Manusia dan Biosfir serta Situs Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO pada tahun 1986.
      Distribusi alami komodo, terbatas pada lima pulau di Nusa Tenggara, yaitu Komodo, Rinca, Gili Motang, Nusa Kode, dan Flores. Keempat pulau pertama tersebut berada dalam kawasan Taman Nasional Komodo seluas 1.817 km2 . Penyebaran komodo di Flores yang merupakan pulau terbesar hanya terbatas pada daerah barat pulau (Wae Wuul) dan sebelah utara pulau (Riung). Komodo (Varanus komodoensis) merupakan satwa yang masuk dalam daftar Appendix I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) dan dikategorikan sebagai “vulnerable” atau “rentan” oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Sejak tahun 1986, komodo ditetapkan sebagai satwa “rare” atau “langka” oleh IUCN Conservation Monitoring Centre. Oleh pemerintah Indonesian, komodo termasuk satwa nasional dan dilindungi oleh beberapa aturan perundangan seperti PP Binatang Liar tahun 1931, SK Menhut No. 301/Kpts-II/1991, and PP No. 7 tahun 1999.
      Menurut data statistik pemerintah setempat populasi komodo pada 2 pulau (Pulau komodo dan pulau Rinca) untuk komodo jantan ada sebanyak 2793 ekor dan khususnya di Pulau Rinca sebanyak 1.396 ekor, dan pulau komodo sisanya sebesar 1.397 ekor, sehingga menurut kami ada kejanggalan data ini, apa benar populasi komodo di dua pulau tersebut hampir sama (beda 1 ekor saja). Dari kejanggalan ini kami mencoba interview dengan penduduk setempat, menurutnya populasi komodo akhir-akhir ini makin menurun terbukti hampir setiap hari ditemukan komodo mati dan menurutnya jumlah populasi komodo hanya berkisar 200 sampai 300 ekor saja. Inilah perlu dilakukan perhitungan / pencacahan populasi komodo oleh pihak independen. Menurut penduduk setempat penyebab makin langka / berkurangnya populasi komodo akibat dari ditetapkan sebagai cagar manusia dan biosfer tahun 1986. 
      Sebelum tahun 1986 penduduk setempat dapat berburu mencari babi hutan dan rusa timor dan untuk kepala, kulit dan isi dalam (jeroan) hewan tangkapan tersebut menjadi makanan / mangsa komodo. Dengan demikian menurut kami ada sesuatu yang hilang dan perlu ditelusuri dan diperbaiki agar satwa komodo ini TIDAK PUNAH. Terlepas dari informasi diatas, , untuk Komodo jantan dewasa dapat tumbuh lebih besar daripada betina, sehingga pada usia dewasa tersebut, komodo jantan dapat dibedakan secara visual. Namun sulit membedakan komodo jantan remaja dengan komodo betina dewasa, apalagi pada usia yang lebih muda. Sampai saat ini belum ditemukan ciri fisik yang dapat memastikan
perbedaan komodo jantan dengan betina, terutama pada usia muda. Komodo jantan dewasa terpanjang yang pernah diukur adalah 3.05 m, sedangkan komodo terberat yang pernah diukur seberat 100.5 kg. Komodo terberat tersebut diukur setelah memangsa rusa. Komodo diketahui dapat makan sampai 80% berat tubuhnya. 
      Ukuran komodo jantan dewasa dalam keadaan normal (tidak habis makan) sekitar 50 sampai 60 kg, sedangkan berat komodo betina jarang yang melebihi 30 kg. Umur komodo bisa mencapai 50 sampai dengan 60 tahun itupun sangat tergantung dari asupan / pola makanan yang didapatinya. Kita dapat melihat komodo yang sudah uzur (tua) menunggu kematikan ketika komodo tidak kuat  lagi mencengkeram mangsanya berupa babi dan rusa flores. 
      Musim kawin komodo terjadi pada sekitar bulan Juli s/d Agustus, sebulan setelah itu (agustus-september) komodo betina meletakkan telurnya. Seekor komodo betina dapat menghasilkan telur 15 sampai dengan 30 butir dalam satu kali bertelur permusim, dengan fekunditas (keberhasilan menetas) biasanya hanya 10 % sampai dengan 15 %, jadi hanya 4 atau 5 ekor saja. Cara komodo membuat sarang mencari bekas tempat burung gosong ((Megapodius reiwardt) bersarang di tanah dan induk komodo menggali tanah bentuk L kedalaman 1 meter vertikal dan horisontal 1 meter dan selanjutnya meletkan telur, selanjutnya induk komodo menutup lubang sarang dan menggali lubang lain untuk mengelabui mangsa biasanya babi dan burung elang. Pada sekitar bulan Maret – April atau sekitar enam bulan berikutnya telur-telur tersebut akan menetas. 
      Terdapat 3 tipe sarang komodo yang diketahui, yaitu tipe gundukan, sarang bukit, dan sarang tanah. Sarang tipe gundukan merupakan tipe sarang yang paling umum dijumpai. Berdasarkan laporan akhir hasil penelitian antara TN Komodo dengan CRES-Zoological Society of San Diego (dalam kerjasama dengan The Nature Conservancy), bayi (tetasan) komodo mempunyai rata-rata panjang SVL (snout to vent length) 18.48 cm, rata-rata panjang total 42.20 cm, and rata-rata berat 91.43 gram. Setelah menetas bayi komodo langsung keluar dari sarangnya dan langsung naik / melata ke pohon. Ini dimaksud untuk menghindar dari pemangsanya seperti burung elang, babi hutan dan juga induk komodo (kanibal). 
      Bayi komodo menghabiskan hampir seluruh hidupnya di atas pohon (arboreal) selama 3 tahun dan makanannya adalah cecak, sarang burung, serangga dan binatang melata lainnya sampai ia menjadi dewasa baru turun dari pohon. Setelah dewasa, mangsa utama bagi komodo besar adalah rusa Timor (Cervus timorensis), yang cukup sering diselingi dengan memangsa kerbau liar (Buballus bubalis) dan babi hutan (Sus scrofa). Cara menangkap mangsa komodo menggigit dan hasil gigitan tersebut mengandung bakteri yang mematikan, Kadang-kadang mereka juga memangsa penyu hijau (Chelonia mydas), kuda liar (Equus cabalus), monyet ekor panjang (Macacca fascicularis), dll. Komodo dengan ukuran yang lebih kecil akan turut makan hasil tangkapan komodo besar jika komodo besar telah selesai makan atau mereka berusaha mencurinya meskipun sering diusir komodo besar. Demkian juga dengan anak komodo, sehingga terlihat adanya semacam hirarki dalam perilaku makan tersebut. Anak komodo juga memangsa tikus (Komodomys rintjanus), kadal, tokek (Gekko gecko), ular (termasuk cobra/Naja naja), burung beserta telurnya, dan serangga. 
     Di Pulau Komodo, selain hewan komodo kita bisa melihat berbagai jenis burung liar seperti kakak tua jambul kuning sampai burung gosong.
      Mengenai fasilitas turis mulai dari kamar kecil, toko cenderamata sampai uang selamat datang Selain pesona darat, alam bawah laut Komodo sangat mempesona. Menurut hasil penelitian TNC yang sudah lama membantu konservasi daerah ini, keanekaragaman hayati dan terumbu karang kepulauan ini sangat kaya. Paling tidak ditemukan lebih dari 1.000 spesies ikan, 385 spesies terumbu karang, 70 spesies sepon dan 16 spesies paus dan lumba-lumba.Tidak heran kalau Komodo menjadi salah satu lokasi selam terbaik di dunia.

1 comment:

Anonymous said...

enak o bisa jalan-jalan di pulau Komodo. wah data resmi dengan informasi dari masyarata pung beda jauh lai: 2793 berbanding 200-300 ekor. mana yang benar tu...kalau data sa su sonde beres karmana mau serius melakukan konservasi...

salam
Ato Messakh

Jam