Rakyat NTT merasa bangga karena besok tanggal 14 Juni 2008 dilaksanan pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang pertama sehingga sudah saatnya pemilih harus menentukan siapa yang akan dipilih dari tiga pasangan calon masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu tulisan ini segaja dimuat mudah-mudahan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemilih untuk menentukan nasib kehidupan kenegaraan di Propinsi NTT hingga tahun 2013.
Kristus sebagai Teladan
Dalam ceritera Alkitab mengenai pemimpin dapat diketahui ada yang menjadi teladan maupun tidak. Seperti dalam Hakim-hakim 9 : 1-21 menceritakan tentang Abimelekh dengan cara tidak halal dan bahkan tidak segan-segan membunuh saudara seayahnya untuk tujuan menjadi Raja Israel. Namun yang patut menjadi teladan adalah Yesus Kristus. Kristus adalah seorang pemimpin yang hebat, kalau tidak bisa disebut yang paling spektakuler. Selama masa hidup-Nya di bumi, Kristus telah memulai tiga tahun pelayanan-Nya sesuatu yang saat ini telah menjadi sebuah gerakan mendunia yang mengubah sejarah. Saat ini lebih banyak orang yang mengikuti Dia daripada pemimpin-pemimpin lainnya yang pernah dan masih hidup di dunia.
Sebagai teladan, Yesus Kristus Kristus telah memberikan berbagai prinsip yang penting dalam membentuk seorang pemimpin, dan lewat hidup-Nya terbukalah contoh-contoh nyata yang dapat kita tiru dan terapkan dalam hidup kita. Disamping itu teladan Yesus Kristus dapat dijadikan sebagai indikator / alat ukur untuk memilih salah satu ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.
SEPULUH INDIKATOR TELADAN YESUS KRISTUS SEBAGAI PEMIMPIN
1. Bagi Yesus Kristus, Pemimpin sama dengan Pelayan
Pada acara Perjamuan terakhir bersama seluruh murid, Yesus Kristus membasuh kaki para murid, termasuk Yudas yang nantinya akan berkhianat. Yesus Kristus mengetahui posisi-Nya sebagai pemimpin, tetapi tidak melupakan panggilan-Nya untuk melayani. Ia patuh dan setia pada tujuan pelayanan-Nya. Ia mengetahui masa depan dan Ia bersedia menerimanya. (Referensi: Markus 8:35; Matius 20:25; Matius 23:11). Kebanyakan pemimpin sekarang lebih memilih bukan menjadi pelayan tetapi ingin dilayani.
2. Memiliki prioritas tujuan, Visi dan Misi yang jelas
Dalam banyak hal, seluruh hidup dan pelayanan Yesus Kristus adalah tentang memprioritaskan hidup dan menjalani setiap prioritas itu. Ketika Ia bicara, "Biarkan yang mati menguburkan yang mati," Yesus Kristus bicara tentang perlunya erkonsentrasi pada tujuan yang paling penting dan tidak mengalihkan perhatian kita pada situasi darurat sekalipun (Matius 8:22). Ketika Lazarus meninggal, Yesus Kristus tetap fokus pada apa yang sedang Ia kerjakan, dan tidak pergi mengunjungi Lazarus sampai dua hari kemudian. Yesus Kristus berjalan dalam visidan misi-Nya. Ini artinya,kepemimpinan kita harus digerakkan bukan oleh keinginan atau kepentingan pribadi atau kelompok orang, melainkan oleh tujuan, visi dan misi yang jelas. (Referensi: Lukas 19:10; Matius 6:33). Kebanyakan pemimpin sekarang lebih memperhatikan kepentingan politisnya (baca pribadi dan kroninya) daripada kepentingan rakyat banyak.
3. Jadilah teladan diri sendiri sebelum memimpin orang lain
Ajaran Yesus Kristus yang terkenal adalah: jadilah dulu sesuatu sebelum melakukannya pada orang lain. Tanpa banyak bicara, Yesus Kristus menyembuhkan orang buta, orang kusta, orang pincang, orang tuli; Ia membiarkan setiap karya-Nya berbicara untuk diri-Nya. Ia tahu bahwa orang-orang akan meniru apa yang mereka telah lihat, tapi belum tentu apa yang mereka dengar. (Referensi: Lukas 7:22; Yohanes 14:11).
4. Membangun hubungan harus turun kebawah
Yesus Kristus mengerti benar pentingnya membangun hubungan. Ia tidak mendirikan tahta di tengah kota dan berkata, "Inilah istana-Ku.Inilah satu-satunya tempat di mana kalian bisa melihat Aku." Sebaliknya, Ia malah pergi ke pasar, ke pelabuhan, ke berbagai sinagoge dan memulai pelayanan-Nya dari sana. Ia bahkan mengunjungi rumah orang-orang biasa. Jadi Ia pergi ke berbagai tempat dan membangun hubungan yang baik dengan setiap orang yang Ia kunjungi,tanpa memedulikan posisinya. (Referensi: Yohanes 4:5-30; 8:1-11). Pemimpin sekarang lebih rajin turun ke daerah-daerah tapi sayang hanya untuk kepentingan kampanyenya tetapi setelah terpilih maka lebih banyak berdiam diri pada kursi kebesaran.
5. Pemimpin harus mengisi dirinya sendiri
Hidup itu keras dan berat. Semakin kita sukses dan semakin banyak orang yang kita pimpin, semakin banyak hal yang mereka inginkan dari kita. Kita harus mampu memperlengkapi diri dengan berbagai hal yang mereka minta. Beberapa kali Yesus Kristus pergi menyendiri dan mencari tempat untuk melakukan introspeksi dan berdiam diri. Dengan cara itu Ia berbicara dengan Bapa-Nya dan mendapatkan lagi asupan `bahan bakar` untuk memperlengkapi diri-Nya menghadapi berbagai tantangan ke depan. (Referensi: Markus 3:7-10; Lukas 4:42-43). Pemimpin sekarang perlu terus “mengasah kapaknya” dengan cara belajar dari pengalaman dan menambah ilmu pengetahuan, belajar tidak mengenal waktu agar “kapaknya” tidak tumpul.
6. Pemimpin harus membuat pengikutnya berani mengambil komitmen
Yesus Kristus memiliki produk yang paling dahsyat yang pernah ada, yaitu:KESELAMATAN. Ia menawarkan kesempatan pada manusia untuk memiliki hubungan baik dengan Tuhan. Ia berbicara tentang surga dan malaikat,kegembiraan dan kedamaian, dan istana yang megah. Tapi Ia tak pernah sekalipun memberikan gambaran yang terdistorsi. Ia memberi
peringatan pada pengikut-Nya bahwa nanti akan terjadi penyiksaan dan kesulitan hidup pada diri mereka. Namun Yesus Kristus tidak pernah lupa mempersiapkan para pengikut-Nya untuk saat-saat berat seperti itu.
(Referensi: Yohanes 6:53; Matius 16:24).
7. Pemimpin memberi rasa aman dan kekuatan saat menangani persoalan yang berat
Yesus Kristus memberikan contoh nyata pada para pengikut-Nya, bagaimana menangani persoalan-persoalan yang berat: Ia bangun pagi-pagi sekali dan berdoa meminta panduan dari Bapa-Nya. Ia tetap tenang dan terkendali selama mengalami saat-saat yang sulit. Yesus Kristus tidak mencari masalah dengan para musuh-Nya, tapi Ia tidak pernah menunda untuk memberi teguran atas setiap kesalahan, tapi juga memberikan contoh bagaimana seharusnya bertindak. Dan yang terpenting, Yesus Kristus berhasil, dengan segala kekuatan-Nya, menyelesaikan pelayanan yang telah Ia mulai. (Referensi: Lukas 20:20-26; Matius 22:23-46).
8. Pemimpin yang hebat berani mengatakan yang benar dan memimpin di tingkatan yang lebih tinggi
Yesus Kristus memimpin di tingkatan yang lebih tinggi daripada yang lainnya, dan ia meminta para pengikut-Nya membuat komitmen yang tingkatannya juga lebih tinggi dari biasanya. Yesus Kristus telah menunjukkan pola kepemimpinan yang tidak cukup dengan segala hal yang biasa-biasa saja. Pemimpin tidak boleh hanya lewat begitu saja, atau mengolah apa yang sudah ada. Yesus Kristus tahu bahwa kredibilitas seorang pemimpin muncul dari kemampuannya mengambil risiko dengan mengatakan yang benar. Ia memimpin orang- orang menuju suatu hidup baru yang tidak mungkin pernah dicapai lewat usaha manusia saja. (Referensi: Yohanes 16:33; Matius 16:24, Lukas 23:3).
9. Pemimpin memilih dan mengembangkan stafnya yang inti
Setiap pemimpin yang efektif tahu satu hal: sukses diperoleh lewat orang-orang terdekatnya. Pemimpin yang efektif tidak menyerahkan masalah yang satu ini kepada keberuntungan saja. Menjadi seorang pemimpin berarti memilih siapa saja yang akan menjadi bagian dari timnya, sekaligus memberikan perhatian yang intens kepada mereka
yang akan memainkan peran-peran penting dalam tim itu. Yesus Kristus tidak pernah mengambil keputusan dengan cara voting; Ia selalu memikirkan setiap pilihan yang akan diambil-Nya dengan matang terlebih dulu. Ia bahkan berdoa sepanjang malam sebelum Ia memilih keduabelas rasul.
Secara konsisten, Yesus Kristus menantang orang-orang untuk mengambil langkah-langkah komitmen yang lebih dalam untuk memberitakan Kerajaan-Nya. Yesus Kristus memiliki prinsip dalam membentuk tim. Prinsip ini melibatkan seleksi yang serius, komunikasi yang intens,pemberian tanggung jawab, pengawasan yang ketat, dan keteladanan yang harus ditiru dan dilaksanakan oleh setiap anggota tim-Nya.
(Referensi: Lukas 10:1; Matius 10:1).
10. Mempersiapkan kelanjutan tongkat estafet
Bahkan di masa awal pelayanan-Nya, Yesus Kristus memberitahukan para pengikut-Nya bahwa Ia hanya akan berada bersama-sama mereka untuk waktu yang sangat singkat. Dari waktu ke waktu mereka sering mempermasalahkan masa pelayanan-Nya yang terbatas itu. Ia menjelaskan namun juga tetap meyakinkan mereka bahwa kepergian-Nya nanti bukan sesuatu yang salah. Dari sejak awal, Yesus Kristus telah mempersiapkan mereka untuk tetap hidup meskipun Ia telah pergi ke surga. Ia memberi teladan untuk selalu mengandalkan Roh Kudus dan terus mempengaruhi sesama. Tongkat estafet harus diteruskan ke pelari berikutnya, bukan dibawa pulang. (Referensi: Matius 28:18-20; Yohanes 20:21-22). Kebanyakan pemimpin sekarang setelah duduk pada kursi empuk tidak mau menyerahkan tongkat estafetnya kepada orang lain.
Dari kesepuluh indikator diatas manakah yang anda pilih dari ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur periode 2008 – 2013 ? Semuanya berpulang dari hati nurani anda sendiri.
No comments:
Post a Comment